Oji & izza

Romeo and Juliet author version

Author             : fahmi fahrur roosyadi

Gender            : drama romance

Inspiration       : my account facebook

Rating              : 17+

Summary         : no summary just read oke. Hehehe

Warning          : ini khusus pecinta romance modern, cerita dibawah kontenya dikit mengarah ke realita zaman sekarang.. jika penasaran please read… datebayooooo

-

Namaku oji.. nama yang aneh kata teman-temanku, oji itu berasal dari bahasa jepang.. yang kalau tidak salah artinya adalah pangeran , aku tidak terlalu mengerti kenapa namaku dalam bahasa jepang, padahal ibu dan ayahku adalah orang jawi asli.. umurku sekarang adalah 16 tahun, aku kelas 1 sma, disalah satu sma terkenal di wilayahku, aku juga sangat popular loh dikalangan cewek”.. gak tau yah, mungkin aku mirip salah satu personil suju, kali hehehe PeDe gila….. huuuffft.. beginilah susahnya jadi orang cakep.. sudah ah kenlanya…

            Hari ini senin, seperti biasa tiap senin.. aku harus bangun lebih pagi dari biasanya untuk prepare dan berangkat lebih awal karena ada upacara bendera..pagi ini mendung.. anginya jug sedikit besar, ‘mungkin nanti akan turun hujan, jadi harus cepat neh’ pikirku.. kupacu sepeda bmx model fiksi warna putihku dengan kencang, sampai aku mengayuh pedalnya dengan posisi berdiri.. angina kencang menerpah waajahku, mengoyak tatanan rambutku, terasa dingin namun tak kurasakan karena otaku sudah penuh dengan kata “cepat-cepat-cepaat”..

            Daun-daun coklat kering, berterbangan kesana kemari di jalan aspal mulus yang kulewati, tetap ku kayuh sepedaku dengan kencang, rasa panic menjalar keseluruh tubuhku, dan sekarang sudah mengambil control otakku, menghilangkan rasa lelah yang seharusnya aku rasakan karena sejak 10 menit lalu aku memacu, sepedaku dengan kencang.. baru saja di depan sana.. setelah belokan itu, aku sampai.. dengan perasaan lega.. aku tambah bersemangat mengayuh sepedaku..

20 meter dari belokan..

15 meter..

10 meter..

5 meter..

“akhiirnya sampai jugaa” gumamku..

.

#CIIIIIIIIEEEEEEEEEEEETTTTTSSS BRUUAAAAKK…

.

Aku menabrak sesuatu.. tepatnya seseorang.. pesepeda sepertiku.. “aaauuucchh.. ih pelan pelan dong kalau di tikungan, dasar bodoh..!” geramku padanya.. “kau yang bodoh..-“ sahutnya dengan suara minor, membuatku sadar siapa yang kutabrak, yaitu anak perempuan, seketika ku fokuskan mataku melihatnya.,

Cantik..

Matanya onyx, sangat indah..

Membuatku mematung dalam posisiku, rasanya perasaan marah dan kesalku hilang tergantikan rasa.. sesuatu.. sesuatu yang aneh dalam dadaku.. “heii… cowok gila’… bisa gak sih naik sepeda..-“ ucapnya dengan nada tinggi dan bergetar... membuatku hidup lagi dari pembatuanku tadi  “M-m-ma’af..” ucapku gugup.. “D-Dari pada itu, CEPAT MENYINGKIR DARI ATASKU…!! DAN LEPASKAN KEDUA TANGAN MESUM-MU DARI KEDUA PAYU DARAKU BOODOOOOH!!” teriaknya keras sekali sampai matanya terpejam… membuatku tersentak kaget, dan sadar sedari tadi posisi kami sangat tidak pantas.. hehehe tampa sengaja saat tabrakan tadi aku menimpahinya.. dan saat sedikit bangun, kedua tanganku bukan bertumpuh pada  aspal, malah ke kedu payu daranya.. sungguh.. aku tidak sengaja..

Aku lanngsung berdiri dan berulang kali meminta maaf kepadanya, dia tidak merespon, hanya kulihat dia duduk menyilangkan kedua lenganya sambil meringis kesakitan… sesaat kemudian dia menatapku dengan mata onyxnya.. sangat tajam seolah ingin membunuhku..”KAUU… SAKIT TAUUU… DASAR LAKI-LAKI MESUM..!” masih saja dengan berteriak.. mampu membuatku si cool merinding ketakutan.. dia berdiri dan menghampiriku.. aku mundur beberapa langkah tampa sadar dengan tetap terus meminta maaf, sesaat kemudian dia tepat berdiri didepanku.. tajam sekali matanya.. menengadah karena dia lebih pendek dariku.. menatap mataku dengan hawa dingin menusuk.. ‘menyeramkan sekali..’ batinku, hingga..

#duuuaakk..

“uuughhh…!!!”

            Selangkanganku ditendang oleh gadis itu tampa kuprediksi… “uuggghhh” geramku, ranya.. sakit sekali, lebih sakit dari di suntik atau disunat,, rasa sakitnya menjalar sampai ke ubun-ubun, aku sampai terkapar kesakitan sambil memegangi selangkanganku yang rasanya seperti pecah.. dia malah tertawa.. sambil berjalan menaiki kembali sepedanya, aku melihatnya dari posisiku yang tadi, setelan trining warna biru senada sepertinya dia anak smp sekolah lain, aku mengenalinya dari setelanya itu.. rambut lurus sebahu.. kami saling menatap, hingga dia tersenyum “rasakan..!! itu hadiahnya untuk laki-laki mesum sepertimu” setelah mengatakan itu dia meninggalkanku terkapar kesakitan..

.

“dasar… cantik tapi sadis, kayak hitler.. huh… hmmm aduuuhh siaaaalaaan”

.


.

            Setelah itu, upacara bendera pun berlangsung.. kebetulan aku adalah ketua kelas, jadi.. otomatis menjadiketua barisan, dan mesti laporan ke pemimpin upacara.. pada saat berlari menuju ke depan pemimpin upacara, lariku terlihat sangat aneh.. dan membuat semua peserta upacara tidak bisa menahan  tawa.. akhirnya mereka semua menertawaiku.. sampai-sampai.. Pembina upacara.. pak ilham ikut tersenyum karnaku… sungguh.. ini sangat  MEMALUKAN,  dan semua ini adalah salah cewek itu.. hingga aku hari ini sial banget..

.

.

            Bel tanda waktu pulang pun berbunyi, sungguh hari ini terasa lama sekali waktu sekolah tadi, karena aku sangat berharap cepat waktunya pulang karena aku sudah tidak tahan, sejak upcara tadi teman-temanku semuanya kompak mengejek-ku..

            “Semuanya gara-gara cewek itu..” gumamku “tapi—dia cantik.. dan…” aku melanjutkan sambil mengangkat telapak tanganku didepan mukaku.. kemudian ekspresiku yang tadi terlihat kesal, berubah seketika menjadi ceria dengan senyuman aneh merekah dibibirku.. “hehehe ukuranya payu daranya ‘S’.. hehehe” gumamku disela-sela tertawaku

            “hei.. sayaaaaang..? ada apa denganmu hari ini.. kau bertingkah aneh.. dari pas upacara, sampai sekarang ketawa-ketiwi sendiri..? hehe, walau sayangku Oji gila.. Lita tetep cinta mati kok sama sayang Oji..” seorang cewek, temen sekelasku yang keliatanya sih menyukaiku.. mendekap lengan kiriku dengan kedua tanganya.. membuatku tersadar dari lamunanku tentang cewek tadi, tentang betapa cantiknya dia, tentang ukuran dadanya.. “hmmmmmhh, kau lagi lita, coba deh, sehariiii saja kamu gak ganggu aku..?” responku ketus padanya, tidak membuatnya melepaskan cengkramanya dari lenganku.. “kalau sehari saja aku tanpa sayangku Oji, aku bisa matii” jawabnya dengan muka baby.. aku tidak mempedulikanya.. dan melenggang pergi pulang menaiki sepedaku…. “Heeii.. tungguuu.. ita pulang bareeeng..” teriak lita padaku namun tak ku gubris.. “cewek gila’” grutuku di sela-sela kayuhan sepedaku menuju rumah.. yah, jangan heran aka nada cewek seperti lita.. aku sudah biasa menghadapinya.. beginilah kalau sangat popular.. hahahaha

.

.

.

Hari ini adalah hari minggu, sudah hapir penuh satu minggu setelah kejadian itu, tapi sosoknya masih sangat jelas di benak-ku.. bahkan aroma tubuhnya masih sangat kuingat.. hmm ‘apa ada ya cinta pandangan pertama itu..?’ begitulah aku membatin, sambil melihat telapak tanganku.. sambil berbaring dikasur menengadah atap, hari ini libur jadi bisa nyantai seharian aku.. pikranku, fantasiku terus  bertema anak itu.. berbagai pertanyaan muncul di otakku, tampa ada satupun jawabanya..

“siapa namanya..?”

“tinggalnya dimana..??”

“apakah aku akan bertemu lagi denganya..???”

Semoga aku tidak gila karena ini.. dari luar kamar terdengar sayup” orang memanggil namaku yang lama kelamaan semakin keras.. entah sudah berapa kali yang sedari tadi terabaikan olehku.. hingga panggilan terakhir sambil bunyi gedor pintu mengagetkanku.. “Heeei Ojiiiiii…!! Sedang apa kau didalam.. cepat keluaaar..!” teriak ibuku.. membuat aku geragaapan dan cepat” keluar membuka pintu.

            “iyaaa- apasih bu.. gak perlu treak-treak kan..? maaf tadi aku tidur” bohongku pada ibuku, “antarkan ini kerumah pamanmu..!” ucap ibuku sambil menyodorkan sebuah tas laptop warna coklat padaku,, sambil dengan gaya malas dan beberapa kali aku menghela nafas panjang menandakan ketidak senanganku karena disuruh ibuku padahal hari ini aku berniat seharian penuh relaks dikamar.. “ini laptop pamanmu ketinggalan tadi malam saat kesini tunjukin karya novel erbarunya sama ibu.. katanya kalo ini menurut ibu bagus bakalan di cetak-kan..” ibu menambahkan… responku hanya ber-OH-ria.. segera aku menaiki motor bebek hitamku untuk menuju rumah paman, karena walau tidak terlalu beda jauh jaraknya dengan sekolahku, hanya saja aku malas naik sepeda hari ini..

            10 menit kemudian.. aku telah sampai didepan rumah pamanku yang seorang novelis cukup terkenal dalam ruang lingkup nsional, rumahnya besar.. dan dirumah paman juga menerima kost putri loh.. kebetulan juga beberapa temanku nge-kost disini.. termasuk si Lita.. yang fanatic abis dengannku.. aku jadi teringat saat terakhir kali kesini saat diajak paman main kesini karena akan dikenalkan pada direktur penerbitan buku, kata paman sih aku ini berbakat menulis, ceritaku juga berkualitas tinggi kata paman.. iyah sih aku hobby banget buat tulisan, cerpen gitulah.. dan biasanya selalu aku posting di jejaring social facebook aku Oji mikadzuki fahmi silakan kalau ingin berteman.. add aku aja, pasti aku confirm..

            Ku parkirkan motorku ditempat parkirr kecil di samping kiri teras rumah, kulihat disitu ada beberapa sepada dan dua motor.. “EEhh.. sepertinya.. aku pernah liat sepeda ini..??” gumamku saat melihat sepeda gunung warna silver.. ‘ah sudahlah.. itu gak penting, lebih baik aku cepat-cepat kasihkan laptop ini ke paman dan segera pulang, sebelum si beo itu sadar aku disini’ pikirku, kemudian bejalan menuju pintu utama.. beberapa kali aku mengetok pintu dan dibuka sendiri oleh paman, yang sudah menungguku karena sebelumnya sudah diberi tau oleh ibu aku akan datang mengantarkan laptopnya yang ketinggalan.. setelah itu paman mengajaku keruang tamu untuk minum teh, dan sesaat kemudian aku pamit untuk pulang..  tiba’ diambang pintu muncul Lita dari dalam.. memanggilku sambil berlari kearahku.. reflek aku mundur cepat keluar, namun..

#Bruugh.. aku menabrak orang lagi…

“aauuct.. kau lagi… laki- laki mesum..!”

“heeekk.. kau perempuan sadis itu kan…”

“sedang apa kau disini..? hehh jangan jangan otak kotormu mau macem-macem ya sama anak kost disini..?!”

“heeekk apa kau bilang..?? cih.. dasar hitler, aku- kem-“ belom sempat meneruskan kata-kataku aku sudah kena tonjokanya

.

.

.

.

.

.

            Silau cahaya neon terasa menyakitkan mataku yang belom bisa bberadaptasi, kutemukan diriku terbaring diruangan putih putih, bau ruangan ini seperti bau alcohol dan obat-obatan.. bau yang sudah lama aku tidak cium.. bau rumah sakit.. aku bertanya Tanya kenapa aku disini.. dan berusaha mengingat apapun yang terakhir terjadi, ohya saat cewek onyx itu meninju wajahku.. tapi masa gitu doing aku masuk rumah sakit,,?

“emmmhh” geramku sambil memirinkan wajahku kesamping, tak kusangka, anak perempuan itu duduk di samping tempat tidurku sambil menempelkan kepalanya di dinding.. matanya terpejam, mungkin dia tidur..

“ehheeeemmm..!!” aku sengaja melakukanya, berusaha membangunkanya.. dan usahaku sepertinya berhasil, dia membuka matanya dan melihatku.. diam untuk sesaat..

.

“Uuuaaaahhhh..!! akhirnya kau sadar juga,,,!” dia berteriak sambil mengguncang-guncangkan dadaku..

“heeei- hentikann.. sakit bodooh..!!” protesku namun seperti tak di pedulikanya,

“paamaaaannn bibii…. Oji sudah sadar, cepatlahh kemari..” dia berteriak lagi, pertama kali aku melihat senyumnya.. cantik sekali..

            Kemudian masuk, ayah, ibu, paman, tante.. mereka masuk dengan mimic gembira melihatku, menurutku ini sangat aneh.. hehehe kenapa aku bisa bangun disini, kenapa padahal Cuma sedikit pukulan dari anak perempuan ini yang seharusnya tidak sakit bagi juara dua pencak silat se kabupaten sepertiku.. hehe maaf dikit sombong hehe.. Setelah itu pamanku menjelaskan padaku, pada saat ku dipukul aku terhempas kebelakang dan kebetulan kepala bagian belakangku terbentur ujung gagang pintu rumah paman, jadi aku tak sadarkan diri, katanya aku menglami gagar otak ringan.. sementara itu cewek ini terus saja meminta maaf padaku tampa henti, padahal ayah inu dan paman sudah bilang bahwa ini kecelkaan..

“m-maafkan aku kumohon.. aku merasa sangat bersalah” ucapnya sambil menggenggam tanganku

“hehehe..”

“kenapa- kenapa tertawa.. kau mau kan memaafkanku..?”

“….”

” kau mau kan memaafkanku..?”

“jika maaf, ada gunanya.. tidak diperlukan ppolisi lagi dong didunia ini..?” jawabku ketus

“T-tapi…-“ mimic wajahnya kini makin sedih, namun tidak membuatku terharu, malah sebaliknya

.

“jadilah pacarku…” ucapku pelan..

“a-apah kau bilang..?”

“jadilah pacarku.. itulah hukumanmu.. hehehehe”

“haaaahhh..?? yang benar saja..kia kan belom kenal..?” jawabnya dengan wajah kebingungan

“kalau begitu ayo kenalan.. namaku Oji mikadzuki fahmi..?” sambil menyodorkan tangan pucatku padanya..

“eeh- emp- a-ak-aku izza.. izzah zuhrael..” jawabnya salah tingkah keliatan sekali pipinya merona merah, apa lagi ditambah kilauan cairan yang sejak tadi keluar dari matanya, menambah indah parasnya

“dengan begini.. tidak ada lagi masalah kan..??” ucapku santai sambil tersenyum kuda padanya

“T-tapi…”

“aku tau kau tidak perlu menyukaiku kok untuk sekarang.. annggap saja ini adalah hukumanmu, hehehehe”

‘b-baiklah..”

.

            Sangat aneh keadaan tadi, namun itu terucap begitu saja olehku, tiada planning atau memikirkanya.. hanya terucap begitu saja.. mendengar hal itu.. semuanya tertawa dan bertepuk tangan untuku dan izza yang telah resmi menjadi pacar, walau ini adalah baru kali ketiga kita bertemu.. mungkin, jika ada rekor dunia tentang jadian dalam waktu tersingkat  kamilah yang akan memenangkanya..

.


           

 Sejak saat itu, kami semakin dekat dan semakin dekat, hampir setiap hari kami bertemu, aku mulai mengenalnya.. dia anak sidoarjo yang sekolah disini karena didikan mandiri oleh orang tuanya.. aku sudah bertemu kedua orang tuanya ketika kemaren liiburan aku mengantarkanya pulang.. dia juga sangat sering kerumahku walau sekedar untuk mengejek-ku hidung belang atau  laki-laki mesum , tapi sangat menyenangkan saat bersamanya.. aku selalu tersenyum saat bersamanya..

Hari demi hari aku lewati bersamanya, sangat membahagiakan, tak kusangka.. dia yang akan menjadi orang paling berharga bagiku, tapi.. tidak semua berjalan seperti surga.. sejak saat kepalaku terbentur.. kepalaku jadi sering sakit.. entahlah.. kukira itu wajar, namun kenama lama kelamaan itensifitas sakitnya bertambah sering, ini sedikit menggangguku,. Namun aku tak berani memberitahukan ke izza atau ke orang tuaku..

Sekaranga aku duduk di kelas dua sma, dan izza berhasil masuk kesekolahku dan menjadi adik kelas sekaligus kekasihku.. kami berangkat dan pulang selalu bersama.. sering sekali kami berangkat sangat pagi, karena kami ingin sekedar berjalan kaki bersama menuju sekolah, sungguh masa-masa yang menyenangkan.. juga tidak jarang aku memboncengnya dengan sepedaku dia duduk didepan sangat romantis, bahkan teman-temanku mengejek kami dengan sebutan suami istri muda.. hehehe kecuali anak-anak cewek yang sepertinya sangat kesal karena aku jadian dengan izza, bahkan waktu orientasi siswa izza, dia dierjai habis-habisan oleh senior cewek, tapi untung saja aku juga anggota osis jadi aku bisa terus menyelamatkanya.. walau itu membuat Lita dan kawan kawan tidak senang..

.

.

            Setelah belie s cream, aku mengajaknya ke belakang sekolah melihat hamparan sawah, disini tempat yang hamper setiap istirahat atau pulang sekolah, hari ini jam terakhir kelasku sudah usai namun aku masih malas pulang jadi aku ajak dia kesini..

“eh.. es cream-mu meleleh tuh, makanlah jangan mandangin aku dengan pikiran jorokmu itu terus.. rishi tau..” ucapnya padaku denngan seringai khasnya

“hehh, ngapain aku mikirin seperti itu denganmu.. enggak la yau..” jawabku ketus..

“lantas..?”

“hehehehe.. aku Cuma heran.. kenapa ukuranya “S” sih.. coba lebih besar”

“apanya… haaaahhh..?” dia mulai berteriak lagi,

“hehehehe itu..” aku tertawa sambil menunjuk kea rah dua buah dadanya..

“JiiiAAAAAAhhHH… dasaarrr MESUUUUMM..!!” dia berteriak sambil melemparkan es creamnya ke mukaku.. sehingga membuat wajahku penuh es cream vanilla miliknya.. aku tidak marah, malah sebaliknya.. aku tertawa terbahak bahak dibuatnya..

“hei- bodoh.. kenapa marah.. hehehe benar ya ukuranya ‘S’.. hahahahaha sekarang es cream kesukaanmu habi terbuang percuma kan.. ini..” ucapku padanya sambil menyodorkan es cream coklat miliku yang belum kumakan, dia menerimanya dengan senyum innocent-nya seolah tidak bersalah memuat wajahku penuh es cream..

“ma-af.. hehehe”  ucapnya sambil merogoh saputangan di sakunya, kemudian diberikanya padaku.. segera aku mebersikan muka-ku dengan itu.. selah bersih aku simpan sapu tangan kotor itu di saku celanaku, dia sempat protes kenapa tidak ku kembalikan, tpi aku hanya memandanginya cuek.. dia terus saja menjilati es cream itu..

“sayang..!”

“hmm—“ sautnya yang masih saja menjilati es creamnya

“sayaang..!” ulangku, dan sukses menghentikan kegiatanya lalu menatapku..

“ada es cream di bibirmu..”

“be-bena-“ sebelum selesai menyelesaikan kalimatnya sudah aku potong dengan mencium bibirnya.. dia pun membalas ciumanku.. rasanya seperti melayang di awang-awang, manis, mungkin itu rasa es creamnya tadi.. sungguh indah.. cukup lama kita melakukanya, hingga es cream yang dari tadi dipegangnya tumpah dipahaku, tersentak aku kaget dn mennghentikan kegiatan kami tad… aku melihatnya merona merah seperti tomat.. aku melihatnya tertawa lepas..

“huaaaahahahahahahaha, mukamu merah, seperti tomat” ejeku padanya, dia hanya manyun menanggapi ejekanku tadi.

“pulang yuk..” ajaknya sambil melihal jam di ponselnya,

“yuk..”

.

            Kami pulang menaiki sepedaku,langit sudah mulai memerah, matahari di sana juga sudah tinggal sedikit, ku kayuh sepedaku pelan.. di keheningan tanpa bicara kami, ini tidak seperti byasanya kami pulang, yang selalu bertengkar atau sekedar saling ejek.. mungkin karena tadi, dia agak canggung..

“eh.. gimana tadi rasanya..?” aku berusaha memulai percakapan

“apanya.. es creamnya manis kok..” dengan datarnya..

“bukan itu…” responku dengan nada kesal..

“aaaauuuuch… hei.. kenapa kau mencubitku..?” aku sedikit treak karna tiba” saja izza mencubitku..

“ngomong lagi… aku tonjok kau..” jawabnya ketus.

.

.


.

            Hari ini hari rabu, seperti biasa.. aku menjemputnya pagi” sekali di kost milik paman..

Kulihat dia sudah menungguku di teras, dengan posisi jongkok yang aneh.. lalu berdiri dn tersenyum padaku.. aku membalas senyumanya dengan cengiran khasku.. lalu mengajaknya berangkat, belom berapa lama aku mengayuh sepeda.. tiba-tiba rasanya jalan yangkulihat oleng.. kepalaku langsung terasa sangat aneh..

#Ciieatt… hamper saja aku kami jatuh.. untung aku masih sedikit kuat untuk menopang dengan kakiku agar tidak jatuh

“eeh, kamu kenapa..? kamu gak papa kan sayang,,?” Tanya-nya dengan mimic khawatir, aku tidak menjawab namun hanya menggelengkan kepalaku sedikit lau tersenyum padanya dan berharan dia tidak akan khawatir, namun sepertinya sia-sia.. saking sakitnya kepalaku aku jadi tanpa sadar meringis kesakitan..

“tidak, kau tidk baik-baik saja.. sudah ayo kembali kerumah paman lalu kita kerumah sakit..!” ujarnya dengan mantap dan jelas..

“aku tidak apa-apa izza… ayo berangkat saja..” jawabku yang memaksa memasang sambil tersenyum

“Tidak- kau harus nurut..” responya sambil turun dari speda dan memaksaku turun juga,, akhirnya kami sampai dirumah paman.. aku terbaring disofa ruang tamu, sementara izza duduk disamping meja dekat denan posisi kepalaku berusaha menelfon ibuku dengan ponselnya.. kulirik wajahnya begitu cemas dan panic, mata onyxnya itu berbinar.. indah.. tunggu.. itu airmata.. hehehe

            Rasa sakit setiap detiknya makin tak tertahankan.. awalnya aku menggeram sesekali saja.. namun karna ini semakin sakit saja aku mulai berteriak.. mendengar teriakanku.. izza yang sedari tadi berusaha menghubungi orangtuaku juga pamanku.. tidak berhasil mulai ikut  histeris, sambil menggenggam tangan kananku, sementara tangan kiriku aku gunakan untuk menjambak rambutku.. aku melihat izzah mulai ikut berteriak.. dia meremas tanganku…

“sayaang.. kumohonn k-kumohon bertahanlah.. aku menelfon ayah ibumu katanya lagi di Surabaya, jadi mungkin akan sedikit butuh waktu untuk sampai disini, sedang paman.. k-k=katanya akan sampai lima belas menit lagi.. kuumohon hik hik.. be-bertahanlah….” Itulah suara terakhir yang kudengar sampai pada akhirnya aku tak sadrkan diri..

.

.

.

.

.,

            Ak terbangun dan melihat silaunya lampu neon, dan ruangan serba putih, hmm disini lagi, seperti waktu itu.. tapi bedannya kini disini lebih rami dari waktu itu.. ada ayah, ibu, paman, bibi, ayah ibu izza teman-temanku, juga izza yang menangis memegangi tanganku,, kepalaku masih pusing walau tidak seperti waktu itu.. mereka semua melihatku sadar.. semuanya seperti mendapatkan hadiah ulang taun, semuanya tersenyum lebar dan senang..

“s-sudah berapa lama aku tidur..?” tanyaku kepada siapa saja yang mau memberiku jawaban..

“BOdoh..! kau sudah membuatku menangis hampir tiga hari tau.. hik hik” izza meresponku dengan cepat daripada seisi ruangan..

“heei- masa selama itu.. hehehehe rasanya baru sejam deh aku tidur.., sudah jangan nangis.. liat mata kamu tuh, uda sipit.. terus dibuat nangis.. bisa-bisa ilang tuh mata ketutupan hahaha” jaawabku dengan suara berat namun aku berusaha seceria mungkin agar izza berhenti menangis.. kurasa aku sukses..  dia mulai manyun karena ajekanku tadi.. bukan hanya itu seisi ruangan juga tertawa.. yang tadinya sedih dan khawatir, aku sukses membuat semua orang ceria dengan celetukanku..  hari itu tak kusangka berjalan dengan cepat, aku senang ketika semua berkumpul dan becengkrama bersama.. mungkin ini adalah hikmanya aku sakit ya,,? Walau jelas bukan.

.

.

.

.           sudah hamper seminggu aku dirumah sakit, keadaanku juga semakin membaik, aku sudah mampu berjalan-jalan walau hanya boleh di lingkungan rumah sakit, ini membuatku kesal dan bosan.. walau setiap hari izza datang kesini.. bahkan sering menginap juga menemaniku.. ada yang tidak beres kenapa aku yang sudah sehat sudah bisa berjalan.. bahkan bisa juga berlari masih saja ditahan disini..? jadi hari ini aku putuskan untuk bicara pada ayahku menanyakan hal ini.. pukul 15:12 itu tertera di jam dinding digital tepat diatasku.. seperti biasa ayah datang, segera aku melancarkan tujusnku tadi..

“ayah..?”

“apa..”

“apa yang terjadi denganku.. kenapa aku belom boleh pulang.. padahal aku sudah sehatkan..?”

“memang belom waktunya fahmi.. anak-ku..”

“jangan bohong ayah..! aku tidak bodoh..” ujarku mulai meninggi, sambil bangun dari duduk-ku menuju pintu kemudian menutupnya sedikit, dan kembali mendekat pada ayahku

“ayah.. aku tau ini penyakit berat-khan..?” ucapku lagi dengan nada pelan sambil menunduk.. sesaat kemudian aku memandangnya dengan senyumanku yang has, mencoba meyakinkanya tuk memberi tahuku..

“……”

“ayah.. akan sangat bodoh jika ayah tidak memberitahuku, dan membiarkan tak tau apapun kan..?’

“…….”

“k-kau benar.. nak.. kau kena peradangan selaput otak.. kata d-dokter, peluang hidupmu Cuma 3 persen..”

..

.

.

DEGH….. PLASSSSSHHH

.

.

            Rasanya ada sesuatu yang hancur dalam dadaku.. mataku terbelalak , tubuhku bergetar hebat, walau kabar ini sudah ada difikiranku, namun taak kukira akan nyata.. aku mmematung, tak bergerak, kulihat ayah mulai duduk di ranjangku dan menangis.. melihatnya aku jadi tak tega..

“ayah.. tenang saja.. aku kuat kok.. hehehe” kupaksakan mengatakan itu sambil tersenyum, padahal dalam hati aku sangatlah ketakutan, aku takut meninggalkan semua ini, aku takut… sangat takut..

“nak…” respon ayahku tanpa arti.. dan aku cum terenyum

“s-siapa saja yang tau hal ini.. ibu dan izza..?”

“ibumu dan aku saja yang tau nak..?

“…..” hening untuk sesaat, hingga bunyi kriet pintu terbuka.. aku dan ayah pun mengerling kesana.. kulihat izza berdiri lunglai sambil menunduk.. lalu berjalan pelan menuju arahku.. kemudian langsung mendekapku ddengan pelukanya.. tanganya melingkar di punggungku.. mukanya menempel didadaku.. kurasakan dadaku basah akan sesuatu.. aku menduga ini adalah airmatanya.. ternyata benar saja dia sesengguk’an.. menangis tiada henti.. tanpa berkata apapun selama lima menit dia menangis dipelukanku.. aku tidak bisa mengatakan apa yang ingin dia dengar bahwa aku akan baik” saja.. aku akan terus memeluknya hingga tiada lagi air mata keluar dari matanya…

“hik- hiks hiks.. aku penyebabnya…. Hiks hiks.. a-aku.. aku penyebabnya kan.. gara-gara aku memukulmu waktu itu.. hiks hiks…. M-maafkan aku.. m-maaf.. maafkan aku.. hiks hiks” ucapanya bergetar dan tidak jelas, , namun masih bisa aku dengarkan karena posisi kami yang sangat dekat.. pelukanya semakin erat.. aku masih diam.. menunggunya berhenti mengangis dan tetap memeluknya, rasanya aku ingin menagis juga.. tapi.. jika aku menangis, dia akan bertambah sedih..

            Lebih dari lima menit kami berpelukan, aku mulai merasakan pusing dikepalaku.. tangisnya juga sudah berhenti namun masih memeluk-ku dengan muka yang ditenggelamkan didadaku,

“sayaang… matamu nanti bengkak jika terus menangis..” itu ucapan pertamaku sedari tadi untuknya..

“M-maafkan aku.. maafkan aku hiks- hiks” dia mulai menangis lagi, akusudah tidak tahan lagi, kulepas pelukanya, kulihat dia masih menunduk dan tetap sesengguk’an.. aku menengadahkan mukanya agar menatapku.. kupasang cengiran kuda khas-ku..

“kalau minta maaf saja cukup, maka tidak diperlukan lagi dunk ad polisi.. hehehehe” aku menjawabnya dengan tertawa berharap dia akan mengikutiku tertawa, namun gagal, dia tetap menangis, sungguh.. bukan rasa sakit dikepalaku yang membuatku tersiksa, namun .. ketika harus melihat orang yang teramat sangat kucintai menangis..

“sebagai kukumanya.. aku minta 3 peermintaan.. boleh..?” aku menambahkan.. ternyata aku berhasil membuatnya berhenti menangis…

“B-baik.. aku.. aku akan lakukan apapun..?”

“kau yakin..?”

“iyah.. apapun akan kulakukan untukmu”

“beneran nih..? permintaanku akan berlangsung selamanya loh.. hehehe”

“iyah.. aku kan uda bilang.. hiks.. aku akan lakuin appapun..”

“baik.. yang pertama.. aku ingin kamu berjanji.. berjanji akan berhenti menangis.. setelah ini, ini adalah tangisanmu yang terakhir, oke..?”

Izza Cuma mengangguk tanda iya..

“hehe bagus.. sekarang kedua.. emmh.. maukah kau.. mencintaiku selamanya..??”

“….”

“kok diem..?? gak mau yah.?”

“heei bodoh.. aku sudah melakukanya sejak kau memintaku jadi pacarmu dulu tau’…!!”



“Huuuaaahahahahahahahaha, bagus, aku senang sekali.. hehehe… emmp baiklah ini yang terakhir..”

“…apa..?”

“… aku mau makan es cream… hehehe”

“T-tap-tapi.. kau kan masih sakit..?”

“katanya mau menuruti ketiga permintaanku..?, ayah.. boleh kan..” sambil melirik ayah.. ayah hanya tersenyum tampa arti..

“…”

“Belikan aku es cream rasa coklat yah.. hehehe didepan rumah sakit kana da minimarket belikan disana.. yah.. yah yah… hehe”

“hmm- baiklah..” jawabanya seolah menyerah, namun terlihat senyum kecil tersungging di bibir indahnya..

“aduuuuh, kelamaan berdiri memelukmu, kakiku jadi pegal.. ayah.. minggir dari tempat tidurku..!” kutendang kaki ayahku untuk minggir dari tempat tidurku, ayahku sedikit merintih.. aku malah tertawa lwpas dibuatnya..

“baiklah aku pergi sebentar yah.. I love you sayang..” ucapnya… lalu melenggang keluar ruangan..








                                                           

..

(Sudut pandang izza)

..

Bergegas aku keluar kamar, menuju mini market didepan sebrang jalan.. perasaanku campur aduk tidak karuan.. sedih, merasa bersalah, takut.. sulit untuk mengungkapkanya.. yang bisa kulakukan saat ini adalah terus bersamanya.. menemaninya.. memberikan apa yang dia mau..

“tunggu yah sayang.. aku akan membakanmu es cream coklat kesukaanmu” gumsmku dengan bersemangat, aku berjalan cepat seolah hampir berlari, kulewati perawat berbaju putih-putih di kooridor, suasana tempat ini membuatku tidak nyaman.. tapi demi orang orang yang aku cintai.. setiap haripun.. asalkan dia sehat, aku rela..

Sesampai dipinngir jalan raya aku langsung menyebrang dengan menggunakan jalur penyebrangan dengan berlari sekarang.. entah kenapa aku ingin segera kembali dan makan es cream berdua denganya..  akhirnya aku sampai di depan minimarket dengan tersengal-sengal, aku masuk dan membeli satu es cream coklat untuknya dan satu es cream vanilla untuk diriku sendiri.. setelah membayar dikasir aku keluar dengan semangat, sambil membayangkan wajahnya.. sa’at aku keluar…. Betapa kagetnya.. oji berdiri disana menungguku tepat didepan pintu mini market, dengan cengiran manisnya menyambutku..

“ehh bodoh, ngapain kau ikutan keluar juga.. he.. kamu kan lagi sakit..?”

“berhenti bilang aku bodoh dung.. hehe sudah gak sabar.. habis lama sekali”

“baru lima menit..?” sangkalku sambil melihat jam dinding di atas pintu mini market..

“mana es ku?” pintanya sambil manyun.. dia Nampak begitu segar daripada saat di kamar tadi, mukanya tidak lagi pucat, Nampak tampan walau sedang memakai piama putih pasien rumah sakit seperti itu

“nanti sajaaa.. di makan dikamar.. sekarang  ayo cepat kembali,  gimana kalau kau masuk angin..?” ujarku  sedikit  ketus, sambil menyambar tangan kirinya.. kemudian berusaha menyeretnya untuk sedikit berlari,,

“hei—tunggu duluu.. aku tidak kuat jika harus berlari.. bisa kita jalan saja..”

“baiklah.. hmm” aku akhirnya mengalah karena mata nya yang berbinar itu melelehkan sekali..

Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan pelan.. sambil bergandengan tanngan.. sungguh hangat sekali tanganya.. kami berjalan pelan melewati jembatan penyebrangan, dia sempat berhenti dan menggeram kesakitan ketika ada krikil tajam mengenai kakinya yang tampa alas, aku hanya menertawainya.. sungguh berbeda.. padahal tadi suasananya seperti itu.. inilah yang membuatku sangat menyayangi Oji.. walau.. walau penyakitnya bisa membunuhnya kapan saja dia tetap bisa sangat ceria seperti itu.. itulah kekasihku…

“izza…”

“iyah.. apa..?”

“emmp.. I love you to…?”

“heheh sayang kau kan genius di bidang bahasa dan sastra inggris.. kenapa il love you to.. bukanya seharusnya I love you doing..?”

“aku menjawabmu tadi itu looh.. dasar pikun.. hehehe” ledeknya

“oh iya.. belum sempet kejawab ya..?”

“iya..”

“…”

“satu lagi… tepati janjimu ya sayang… tiga permintaan tidaklah terlalu sulit yakan..”

“hehe iya.. aku sudah tepati semua kan…”

“…”

dia tidak merespon lagi ketika sudah terlihat tempat kamar rawatnya.. hmm ada yang aneh.. kenapa ramai sekali disana..

“sa—“ ucapku terhenti ketika mendapati oji sudah tidak ada lagi disampingku, padahal sedari tadi aku menggenggam erat tanganya, dan tak kulepaskan.. kemana perginya.. segera aku berlari menuju kamar oji.. kulihat disana ayah oji menangis histeris.. ‘ada apa ini’ kenapa menangis.. perasaanku kacau bercampur penasaran.. apa yang terjadi.. dan ketika aku benar-benar sudah masuk kulihat oji berbaring di ranjangnya dengan wajah pucat dan tak bergerak..

.

.

DUUUARRRR…!!

.

.

 Seolah petir menyambar di siang bolong.. aku akhirnya sadar apa yang terjadi… sakit- sakit sekali didaaku ini, nafasku sesak.. mataku tiba-tiba berkunang-kunang… ini tidak mungkin, dia bersamaku tadi… dia menggenggam tanganku tadi…. Tidak, ini pasti mimpi, ini tidak benar… ojii kenapa.. kenapa kau pergi… air mataku pun deras mengalir… aku menjatuhkan bungkusan ice cream yang tadinya akan kumakan bersamanya.. kulari dan memeluk tubuhnya yang berbeda sekali dengan yang tadi,, ini dingin.. dan tidak bergerak… aku meledak dan meangis meraung-raung mmemanggil namanya…

“kau bodoh.. kenapa pamitanmu seperti tadi.. aku tidak mengerti tau.. kukira tadi benar-benar kau yang nyata.. kumohon oji.. kembalilah.. biarkan aku menepaati janjiku, biarkan aku selesaikan hukumanku… maaf hanya satu yang bisa aku penuhi.. yaitu mencintaimu selamanya…”

.

.

.

.

.

End…..




Leave a Reply.

    Selamat datang di fahmi92 site, saya harap sobat bisa share ke teman yang lain... enjoy it

    Author

    Ini adalah kumpulan coretanku, walau gak bagus-bagus amat, i just wanna share this.. hehehe

    by. fahmi fr


    Categories

    All
    Cerpen


    Archives

    November 2012
    September 2012



    klik juga iklan-nya